Kelompok 13 PBM IAIN Pontianak : Ketidakpedulian Terhadap Anak Kurang Pandai Berujung Bully

dema.iainptk.ac.id – Mahasiswa PBM 2020 dari IAIN Pontianak yang sedang melakukan proses belajar mengajar di SD Negeri 2 Kuala Mandor B Desa Parit Cahaya Utara dikejutkan oleh seorang peserta didik di kelas 1 yang mengalami luka sobek yang memanjang diantara pipi kiri dan hidungnya. Peserta didik tersebut bernama Adri (7 tahun) yang menurut wali kelasnya merupakan anak yang susah menagkap pelajaran dan enggan untuk memberi respon saat diajak berkomunikasi oleh orang – orang baik itu guru ataupun teman-temannya.
“Siswa kelas satu yang bernama Adri itu memang susah diajak bicara dan enggan untuk mengerjakan tugas yang sudah saya berikan. Tetapi saya tetap tidak memaksanya belajar selama ia tidak membuat keributan dan masih mau mendengarkan pelajaran di kelas”. Ucap wali kelas satu saat salah satu Mahasiswa PBM bertemu di depan kantor dan menceritakan tentang salah satu anak yang tidak mau mengenalkan dirinya di depan kelas seperti teman-temannya yang lain. Ucapan yang hampir sama juga diutarakan oleh teman sekelas Adri yang bernama Naufal (9 tahun) ia juga menambahkan argumennya dengan menyebutkan bahwa Adri adalah anak nakal yang sering mengganggu teman-temannya, terutama yang bernama Kevin (7 tahun) yang duduk di barisan paling belakang dari Naufal.
Dari pernyataan – pernyataan itu, Mahasiswa PBM yang mengajar di kelas satu tetap melanjutkan proses belajar mengajar mereka dengan meminta anak – anak mengumpulkan tugas menulis pohon dan melanjutkan pelajaran mereka dengan menggambar bebas sampai waktu pulang tiba dengan sesekali mengajak mereka menceritakan tentang Adri dan juga menyelinginya dengan bernyanyi dan melafalkan lima Pancalisa. Saat Nur Hakiki bersama rekan satu PBM dari kelompok 13, Siti Aisyah selaku dokumentasi.
Hal yang dilaporkan oleh kedua mahasiswa ini menunjukkan sisi berbeda dari apa yang telah dijelaskan oleh wali kelas dan teman-temannya. “Adri memang sulit untuk diajak berbicara secara terbuka semisal di depan teman-temannya, akan tetapi ia sangat kooperatif ketika berbicara secara tatap empat mata dengan saya. Adri merespon dengan baik dan memang kurang dalam hal pelajaran, bukan berarti ia tidak mau belajar seperti yang lain. Karena ketika sesi menggambar, Adri mengangguk ketika saya bertanya apakah ia menyukai dunia menggambar. Dan hasilnya tidak kalah dengan teman-temannya yang lain”. Ujarnya, ia juga menambahkan bahwa Adri bukanlah orang yang melakukan kenakalan terhadap teman-temannya, akan tetapi teman-temannyalah yang selalu melecehkan dan menggaggunya.
Hal ini dibuktikannya saat Kiki menanyakan apakah semuanya berteman dengan Adri, “mereka tidak menjawab barang satu katapun ketika saya tanya hal tersebut,” ucapnya, “bahkan saya bertanya dengan seorang siswi mengapa tidak mau berteman dengan Adri, ia menjawab tidak paham ucapan saya seolah-olah bahasa saya tidak ia mengerti seperti bahasanya. Saya bahkan meminta Naufal menerjemahkan kebahasa daerah Madura yang mendominasi Kuala Mandor B siswi itu juga menjawab tidak paham dan tidak mau jawab, dengan ekspresi yang tidak senang dengan ucapan saya.” Tambahnya.
Ia berinisiatif menanyakan kesalah satu siswa bernama Salman yang duduk paling depan di baris kedua, anak itu menjawab bahwa Adri tidak pernah mengganggu Kevin, tetapi Kevinlah yang sering mengganggunya karena Kevinlah yang selalu nakal di kelas. Hal itu dilakukannya karena Adri yang tak pernah melawan saat dijahili. Mendengar hal tersebut, selaku pengajar, mereka memberikan nasihat agar jangan lagi merendahkan Adri dan mulailah bermain bersamanya seperti teman-teman yang lain.
Penulis : Nur Hakiki
Editor : MENKOMINFO DEMA IAIN Pontianak
1 Komentar